Seseorang yang tidak mampu untuk mencapai tujuan yang realistik dapat disebabkan karena ketidakmampuan orang tersebut untuk mengontrol adanya hambatan-hambatan dari lingkungan. Seseorang yang menyadari bahwa sebenarnya dia mampu, tetapi karena ada hambatan dari lingkungan akan sulit untuk memiliki penerimaan diri yang baik. Sikap tidak senang terhadap diri atau kurangnya penerimaan terhadap diri dapat juga dipengaruhi oleh adanya pemberian label-label yang berkembang dalam masyarakat terhadap seseorang. Jika hambatan-hambatan dari lingkungan tersebut dihilangkan, seseorang akan dapat mencapai tujuan yang realistik. Tercapainya tujuan akan mengakibatkan seseorang yang bersangkutan merasa puas dan kemudian akan mendukung terbentuknya penerimaan diri.
Rasa
kehilangan akan menyebabkan terjadinya
perubahan psikologis pada seseorang. Perubahan psikologis memiliki
beberapa tahap, yaitu:
a. Pengingkaran (denial)
Reaksi pertama seseorang yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi. Dengan mengatakan atau menolak kenyataan kehilangan itu terjadi dengan mengatakan “tidak saya tidak percaya bahwa itu terjadi”, “itu tidak mungkin”. Bagi seseorang atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus-menerus mencari informasi tambahan.
b. Marah (anger)
Fase ini dimulai timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan. Seseorang menunjukkan perasaan yang meningkat dan sering diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang- orang tertentu atau ditujukan pada dirinya sendiri. Bersiap-siaplah bagi orang yang ada disekitarnya karena dimarahi tanpa sebab olehnya.
c. Tawar-menawar (bargaining)
Apabila seseorang telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif maka ia akan ke tahap tawar-menawar. Pada tahap ini biasanya pasien akan mengeluarkan kata-kata seperti “seandainya dulu saya mau menjaga kesehatan”. “Seandainya dulu aku menjaga pola makan yang sehat”
d. Depresi (depression)
Seseorang pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mau berbicara, kadang-kadang bersikap sebagai orang yang sangat baik dan menurut atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga.
e.
Penerimaan (acceptence)
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran selalu terpusat kepada objek atau orang hilang akan mulai berkurang atau hilang.
Tekanan yang berat dan terus menerus seperti yang terjadi di lingkungan kerja atau di rumah, di mana kondisi emosi sedang tidak baik dapat mengakibatkan gangguan yang berat pada seseorang, sehingga tingkah laku orang tersebut dinilai menyimpang dan orang lain menjadi terlihat selalu dan menolak orang tersebut.
Tidak adanya tekanan emosi membuat seseorang dapat melakukan yang terbaik dan dapat berpandangan keluar dan tidak memiliki pandangan hanya kedalam diri saja.
Tanpa tekanan emosi juga dapat membuat seseorang santai dan bahagia. Kondisi-kondisi ini memberikan sumbangan positif bagi penilaian terhadap lingkungan sosial yang menjadi dasar terhadap penilaian diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar