Jika ada luka di fisik, itu sangat mudah
dikenali. Karena kita bisa melihatnya. Kamu bisa melihat darah, Kamu bisa
melihat tulang yang patah. Karena ada bukti fisik yang cedera tersebut. Jika Kamu
pernah mengalaminya (luka fisik) atau pernah
berada dalam keadaan seperti ini, Kamu tahu bagaimana rasanya. Kamupun akan
merasa sedih namun secara eksternalnya saja. Kamu bahkan mungkin menjerit atau
berteriak kesakitan dan semua orang menjadi sadar dengan apa yang Kamu rasakan saat itu.
Namun ada juga luka emosional yang berbeda
dengan luka fisik. Luka secara emosional terkadang mempunyai pengalaman yang itu
sepenuhnya masuk ke dalam, misalnya Depresi, kemarahan, stres, tekanan,
kecemasan. Begitu banyak yang pengalaman dialami jiwa kita, ketika kita
berhadapan dengan luka secara emosional.
Apakah seseorang yang kita percayai merusak
kepercayaan yang kita berikan?
Apakah seseorang akhir-akhir ini
menghancurkan hati kita?
Apakah kita baru saja menerima penolakan
dari beberapa hal?
Kita telah menghabiskan waktu berhari-hari
dan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk beraktifitas. Namun luka-luka
itu sulit dikenali karena tidak ada yang bisa melihatnya. Luka tersebut jauh
lebih sulit untuk dilihat, karena ia telah disembunyikan atau mungkin kita
sudah menolak luka itu begitu lama. Dan mungkin bahkan luka itu tidak terlihat
oleh siapa pun di sekitar kita.
Ketika Kita memiliki luka fisik seperti luka
besar.
Kita langsung bisa melihat bahwa Kita
mengalami rasa sakit.
Mungkin yang kita kerjakan selanjutnya adalah
membersihkan luka, menjahit luka jika perlu, dan akhirnya membalut luka
tersebut dengan perban.
Kita bisa juga memastikan apakah kita telah membersihkan
luka tersebut secara efektif, dan hal baiknya adalah kita dapat melihat luka
itu secara langsung.
Namun menyembuhkan luka emosional, kita
melakukan cara yang sama yaitu menghindar dari kenyataan, terkadang kita
mengabaikan luka itu untuk waktu yang lama. Ini berarti, besar kemungkinan luka
tersebut banyak terinfeksi. Dan, itu berarti juga bahwa luka tersebut
berpeluang untuk menyebar tanpa kita sadari.
Luka emosional tidak sejelas darah yang muncrat
dari tubuh kita. Tetapi mereka memiliki hubungan dengan organ tubuh lain yang erat.
Bisa jadi kematian orang yang dicintai, itu bisa berupa cedera di perasaan dan
jiwa kita. Bisa jadi kecelakaan mobil, perceraian, atau kejadian tak terduga
terjadi dalam hidup kita. Umumnya tanda-tanda luka emosional ini adalah
depresi, kegelisahan, isolasi, dan hilangnya tekad.
Menyadari jika Kamu terluka adalah langkah awal
kamu terluka secara emosional.
Hal kedua adalah yang perlukan adalah, Kamu bisa
tanyakan pada diri sendiri, apakah ini sesuatu yang dapat Kamu tangani sendiri
atau apakah Kamu membutuhkan bantuan?
Ketika itu luka emosional, yang susah hilang
dari seluk-beluk dan detail dari pengalaman yang kita alami. Kita harus
benar-benar menjalaninya lagi. Kita harus benar-benar menilai dan menyadari
setiap bagian dari pengalaman yang memberi luka emosional.
Membersihkan luka emosional berarti throwback
(mengunjungi kembali) peristiwa traumatis dan membiarkan diri Kamu merasakan
sakit emosional itu lagi. Hal itu akan menyakitkan, dan makin terasa
menyakitkan. Tetapi untuk membersihkannya dengan benar, Kita harus melaluinya
dengan benar (pengalaman emosional) lagi.
Dan terkadang kita tahu bahwa luka fisik
perlu dijahit. Ketika kita secara fisik terluka, jelas apakah kita membutuhkan
bantuan atau tidak.
Kita mungkin perlu bantuan untuk memapah
kita berjalan.
Kita mungkin perlu bantuan untuk membukakan
pintu.
Tetapi ketika kita terluka secara emosional.
Rasanya seperti suatu yang sulit untuk berbagi pengalaman dengan orang lain,
untuk memberi tahu orang lain apa yang sedang terjadi denganmu. Ketika kamu sebenarnya
ingin lukamu sembuh. Kamu akan memerlukan penolong atau pendamping dan
membutuhkan bantuan untuk membuka pintu keluar dari luka yang kamu hadapi atau atau
cara menyembuhkannya, Kamu tidak akan merasa malu. Kamu tahu dan sadar bahwa Kamu
harus meminta pendapatnya.
Luka emosional persis sama. Tidak perlu
merasa malu atau kurang layak jika kita membutuhkan dukungan dalam hidup kita.
Itu adalah tanda Kamu berani untuk sebuh.
Dan ketika kita memiliki luka fisik. Kita
segera pergi ke dokter. Kita segera pergi ke rumah sakit. Kamu tidak akan
membuang waktu untuk mengambil langkah itu. Tetapi kadang-kadang dengan luka
emosional, kita menunggu berhari-hari, berbulan-bulan, kadang-kadang bahkan
bertahun-tahun, sebelum kita berinteraksi dengan siapa pun. Membalut luka adalah
langkah terakhir. Berbicara secara emosional, membalut lukamu adalah membutuhkan
waktu. Itu termasuk pemaafan, penerimaan dan ikhlas dari pengalaman yang meninggalkan
luka emosional tersebut. Ini adalah bagian terpanjang dari proses penyembuhan.
Sama seperti luka fisik dapat meninggalkan bekas luka, luka emosional dapat
meninggalkan bekas luka internal. Kita tidak bisa berharap itu hilang begitu
saja, ataupun luka tersebut tidak meninggalkan bekas dan bersih seperti semula.
Yang ingin disampaikan adalah kita harus
merawat luka emosional kita. Memperhatikan perawatan dan perhatian yang sama.
Kita harus menjadi lebih sadar untuk mengetahui bagaimana perasaan kita dan
orang-orang yang bisa berbagi pendapat dengannya. Karena semuanya tergantung pada
kita untuk menentukan bagaimana kita menyembuhkan luka tersebut.
Jangan marah pada diri sendiri jika butuh
waktu untuk sembuh. Rasakan setiap bagian dari luka itu dan kerjakan
Source: Shetty J.
Komentar
Posting Komentar